BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, juga diakui sebagai kekuatan
yang dapat membantu masyarakat mencapai kemegahan dan kemajuan peradaban, tidak
ada suatu prestasi pun tanpa peranan pendidikan. Kejayaan Islam di masa klasik
telah meninggalkan jejak kebesaran Islam di bidang ekonomi, politik,
intelektualisme, tradisi-tradisi, keagamaan, seni, dan sebagainya, tidak
terlepas dari dunia pendidikan, begitu pula dengan kemunduran pendidikan Islam,
telah membawa Islam berkubang dalam kemundurannya.
Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam amat penting, terutama bagi
pelajar-pelajar agama islam dan pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari
Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran
islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya. Kajian
tentang pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW amatlah penting untuk
ditelaah kembali sebagai rujukan dan pijakan dalam melaksnakan pendidikan di
masa kini dan masa yang akan datang, agar norma-norma dan nilai-nilai ajaran
Islam tetap utuh selamanya. Profil Rasulullah SAW baik sebagai peserta
didik atau murid maupun sebagai pendidik atau guru, potret Rasulullah ini
merupakan motivasi dan panduan bagi umat Islam dalam melajutkan pendidikan.
Proses pendidikan tidak terlepas dari dua komponen dari pendidik dan peserta
didik, dalam hal pendidikan Islam Rasulullah SAW adalah pendidik pertama dan
utama dalam dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan,
internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang
dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apapun
dan dimanapun tidak dapat melakukan hal yang sama.
Hadirnya
Nabi Muhammad pada masyarakat Arab membuat terjadinya kristalisasi pengalaman
baru dalam dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan
masyarakat, termasuk hukum-hukum yang digunakan pada masa itu. Berhasilnya Nabi
Muhammad SAW dalam memenangkan kepercayaan yang dianut bangsa Arab. Dalam waktu
yang relatif singkat beliau mampu memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab. Sebagaian
dari nilai dan budaya Arab pra-islam, dalam beberapa hal diubahnya dan ada pula
yang diteruskan oleh masyarakat Nabi Muhammad ke dalam tatanan moral Islam.
Hadirnya
Nabi Muhammad, sedikit demi sedikit merubah budaya-budaya yang tidak
memanusiakan manusia dalam artian budaya yang mengarah pada keburukan menjadi
budaya-budaya yang mengarah kepada kebaikan dalam payung Islam. Budaya-budaya
yang mengarah kebaikan yang dibawa Nabi Muhammad pada akhirnya menghasilkan
peradaban yang luar biasa pada zamannya. Yang mana muara dari peradaban itu
semua ialah Islam.
Islam sangat berperan penting
dalam menciptakan peradaban yang luar biasa yang tercipta pada masa zaman Nabi
Muhammad. Dan aktor penting di balik itu semua tidak lain ialah Nabi Muhammad
sendiri. Nabi Muhammad tidak hanya sebagai Nabi melaikan ia juga memerankan
sebagai pengajar, pendidik, pemimpin, pemimpin militer, politikus, reformis,
dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENDIDIKAN
ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW
Dalam masalah ilmu pengetahuan perhatian Rasul Muhammad
sangat besar. Rasulullah SAW memberi contoh revolusioner
bagaiman seharusnya mengembangkan ilmu. Rasul mulai membangun jiwa umat Islam,
membimbing untuk beriman dan berilmu. Menjelaskan pada sahabat tentang Islam
dan selalu membimbing setiap wahyu yang turun dan terus menyampaikan kepada
umat.[1]
Rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam merupakan lembaga
pendidikan pertama Nabi Muhammad SAW.[2] Pola pendidikan pada masa Rasulullah SAW
tidak terlepas dari metode, evaluasi, materi, kurikulum, pendidik, peserta
didik, lembaga dasar, tujuan dan sebagainya yang berkaitan dengan pelaksanaan
pendidikan Islam, baik secara teoritis maupun praktis. Pendidikan
islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode:
1.
Periode Makkah
2.
Periode Madinah
A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW di Makkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu
melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan
mempersiapkannya untuk melaksanakn tugas tersebut secara sempurna, melalui
pengalaman, pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungan budayanya.[3]
Intisari pendidikan islam pada
periode Makkah adalah ajaran tauhid. Pendidikan tauhid merupakan perhatian
utama Rasulullah
ketika di Makkah. Pada saat itu masyarakat jahiliyah sudah banyak yang
menyimpang pada ajaran tauhid yang telah di bawa oleh nabi ibrahim. Karena
tauhid merupakan pondasi yang paling dasar, maka harus di tata dulu dengan kuat.[4] Sebelum
datangnya Islam, Mekkah adalah seperti wilayah Arabia lainnya yaitu kota dengan
penduduk dengan masyarakat pastoral (pengembala). Beberapa faktor membawa
beberapa perubahan sosial, seperti jumlah berhala yang ada di Mekkah dan
persiapan menuju agama monotheisme.[5]
Sebelum Nabi Muhammad SAW memulai tugasnya sebagai Rasul,
yaitu melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik
lewat Malaikat Jibril dan mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut
secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta peran sertanya dalam
kehidupan masyarakat lingkungannya, pada posisi ini Nabi Muhammad sebagai murid
yang diajari oleh Malaikat Jibril yang diutus oleh Allah SWT. Dengan potensi
fitrahnya yang luar biasa, beliau mampu secara sadar mengadakan penyesuaian
diri dengan masyarakat lingkungannya, tetapi beliau tidak larut sama sekali
kedalamnya.
Nabi Muhammmad SAW memulai melakukan pendidikan sebagai
murid, atau beliau menerima materi pelajaran dari Allah SAW lewat malaikat
Jibril AS sejak beliau menerima wahyu yang pertama pada bulan Romadon di Gua
Hira’, hal ini sesuai dengan pernyataan firman Allah SWT surah Al-Baqarah ayat
185 :
ãöky tb$ŸÒtBu‘ ü“Ï%©!$# tAÌ“Ré& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# ”W‰èd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3“y‰ßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur
Artinya : “ (Beberapa yang ditentukan itu ialah) bulan
Romadon, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai bagi pentunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil)”.[6]
Adapun
materi yang diterima pertama kali itu adalah surat Al-‘Alaq ayat 1 s/d 5 ;
ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
Artinya : “ Bacalah dengan nama
Tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal dara. Bacalah
demi Tuhanmu yang paling Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Yang
mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahui”.[7]
Ayat ini merupakan peringatan dan pengetahuan bagi
umat manusia tentang awal penciptaan manusia dari segumpal darah dan
sesungguhnya di antara kemurahan Allah SWT adalah mengajarkan kepada umat
manusia sesuatu yang belum diketahui. Allah mengangkat dan memuliakan manusia
dengan ilmu, oleh karena itu melalui ayat ini Allah SWT menganjurkan bahkan
mewajibkan supaya manusia agar melakukan membaca dan belajar tentang segala
permasalahan kehidupan di dunia dan di akhirat.
Perintah dan petunjuk tersebut pertama-tama tertuju
kepada Nabi Muhammad SAW tentang apa yang harus beliau lakukan, baik terhadap
dirinya maupun terhadap umatnya. Itulah petunjuk awal kepada Nabi Muhammad SAW
agar beliau memberikan peringatan kepada umatnya. Kemudian bahan atau materi
pendidikan selanjutnya diturunkan berangsur-angsur, sedikit-demi sedikit.
Setiap kali menerima wahyu, segera beliau sampaikan kepada umatnya, diiringinya
penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh bagaimana pelaksanaannya.
Dengan potensi fitrahnya yang luar biasa, Nabi
Muhammad SAW mampu mengadakan penyesuaian diri dengan masyarakat dan
lingkungannya yang telah menyimpang dari ajaran-ajaran sebenarnya. Menjelang usia ke
-40 Allah memberikan kepercayaan kepada Muhammad sebagai rasul / utusan
untuk menjadi pendidik bagi umatnya. Untuk meluruskan kembali warisan Nabi
Ibrahim, serta memperbaiki keadaan dan situasi budaya masyarakatnya.
Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di
Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti
sari dan sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan
tauhid kepada umatnya.[8] Intinya pendidikan dan pengajaran
yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak
serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya
memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta seagai
anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus[9]
menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
- Pendidikan Keagamaan
- Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
- Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
- Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
A.
Syalabi[10] berpendapat bahwa pendidikan islam
pada periode mekkah terbagi kepada dua pokok bahasan. Antara lain :
a. Pendidikan
tauhid dalam teori dan praktek
Intisari pendidikan islam pada periode Makkah adalah ajaran tauhid.
Pendidikan tauhid merupakan perhatian utama Rasulallah ketika di Makkah. Pada
saat itu masyarakat jahiliyah sudah banyak yang menyimpang pada ajaran tauhid
yang telah di bawa oleh nabi ibrahim. Karena tauhid merupakan pondasi yang
paling dasar, maka harus di tata dulu dengan kuat.
Pokok-pokok ajaran ini sebagaimana tercermin dalam surat Al-Fatihah[11],
yang pokok-pokoknya sebagai berikut :
1) Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta yang
sebenarnya. Itulah sebabnya, maka beliaulah yang berhak mendapatkan segala
pujian.
2) Bahwa Allah telah memberikan
nikmat, memberikan segala keperluan kepada makhluknya dan khusus bagi manusia
di tambah dengan petunjuk dan bimbingan agar mendapat kebahagiaan di dunia dan
di akherat.
3) Bahwa Allah adalah raja
dikemudian hari yang akan memperhitungkan amal perbuatan manusia dibumi ini.
4)
Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan yang satu-satunya. hanya kepada
Allah segala bentuk pengabdian di tunjukan.
5)
Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya, dan oleh karena itu hanya
kepadanyalah manusia meminta pertolongan.
6) Bahwa Allah
lah yang sebenarnya membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia dalam
mengarungi kehidupan manusia yang penuh rintangan,tantangan dan godaan.
b.
Pengajaran Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan intisari dan ajaran pokok dari ajaran islam yang di
sampaikan Nabi Muhammad Saw kepada umat. Tugas Muhammad di samping mengajarkan
Tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya agar secara utuh dan sempurna
menjadi milik umatnya yang selanjutnya akan menjadi warisan secara turun
menurun dan menjadi pegangan serta pedoman hidup bagi kaum muslimin sepanjang
zaman.[12]
Rasulallah bersabda “aku tinggalkan dua perkara,apabila kamu berpegang teguh kepadanya, maka
kamu tidak akan tersesat, yaitu Al-Qur’an dan sunnah”. Semua yang di sampaikan oleh Rasulallah kepada umatnya adalah berdasarkan
Al-Qur’an. Bahkan di katakan dalam sebuah hadits, bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an. Apa yang di
contohkan Rasul adalah cermin isi Al-Qur’an. Sehingga kalau umat islam mau
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Khadits Nabi, maka di jamin mereka tidak
akan tersesat.[13]
B. Pendidikan Islam pada masa
Rasulullah di Madinah
Pada periode Madinah. Islam
merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun
di Madinah. Nabi
Muhammad juga mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama,
tetapi juga sebagai kepala Negara. Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama Islam
di Madinah adalah sebagai berikut:
a.
Pembentukan dan
pembinaan masyarakat baru,
menuju satu kesatuan
sosial dan politik.
Nabi Muhammad
SAW mulai meletakkan
dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern
(ke dalam), dan ke luar diakui dan
disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik).
Dasar-dasar tersebut adalah[14] :
1.
Nabi Muhammad
saw mengikis habis
sisa-sisa permusuhan dan
pertentangan antara suku, dengan jalan mengikat
tali persaudaraan diantara
mereka. Nabi mempersaudarakan dua-dua orang, mula-mula diantara
sesama Muhajirin, kemudian
diantara Muhajirin dan
Anshar. Dengan lahirnya
persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.
2.
Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari,
Nabi Muhammad menganjurkan
kepada kaum Muhajirin
untuk berusaha dan
bekerja sesuai dengan
kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
3.
Untuk
menjalin kerjasama dan
saling menolong dalam
rangka membentuk tata
kehidupan masyarakat yang
adil dan makmur,
turunlah syari’at zakat
dan puasa, yang
merupakan pendidikan bagi warga
masyarakat dalam tanggung jawab sosial, baik secara materil
maupun moral.
4.
Suatu
kebijaksanaan yang sangat
efektif dalam pembinaan
dan pengembangan masyarakat baru
di Madinah, adalah disyari’atkannya media
komunikasi berdasarkan wahyu,
seperti shalat juma’t yang
dilaksanakan secara berjama’ah.
Dengan sholat jum’at tersebut hampir seluruh
warga masyarakat berkumpul
untuk secara langsung
mendengar khutbah dari Nabi Muhammad SAW dan shalat jum’at berjama’ah.
Setelah selesai Nabi Muhammad mempersatukan
kaum muslimin, sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan
perjanjian dengan kaum Yahudi, penduduk
Madinah. Dalam perjanjian
itu ditegaskan, bahwa
kaum Yahudi bersahabat
dengan kaum muslimin,
tolong- menolong ,
bantu-membantu, terutama bila ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka
harus memperhatikan negri
bersama-sama kaum Muslimin,
disamping itu kaum
Yahudi merdeka memeluk
agamanya dan bebas
beribadat menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian
persahabatan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW.
b.
Pendidikan sosial politik dan
kewarganegaraan
Materi pendidikan
sosial dan kewarnegaraan
Islam pada masa
itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
konstitusi Madinah, yang dalam
prakteknya diperinci lebih
lanjut dan di
sempurnakan dengan ayat-ayat
yang turun Selama periode
Madinah. Tujuan pembinaan
adalah agar secara
berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran
konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di Madinah saja, tetapi
luas, baik dalam
kehidupan bangsa Arab
maupun dalam kehidupan
bangsa-bangsa di seluruh dunia.
c.
Pendidikan anak dalam Islam
Dalam Islam,
anak merupakan pewaris
ajaran Islam yang
dikembangkan oleh Nabi
Muhammad SAW dan generasi muda
muslimlah yang akan
melanjutkan misi menyampaikan
Islam ke seluruh
penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Alquran berkaitan
dengan itu. Diantara peringatan-peringatan tersebut
antara lain:
Ø
Pada surat At-Tahrim ayat 6
terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan anggota keluarga (termasuk
anak-anak) dari kehancuran (api neraka)
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou‘$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#y‰Ï© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.[15]
Ø Pada surat
An-Nisa ayat 9,
terdapat agar jangan meninggalkan
anak dan keturunan
dalam keadaan lemah
dan tidak berdaya
menghadapi tantangan hidup.
|·÷‚u‹ø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz ZpƒÍh‘èŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ (#qà)Gu‹ù=sù ©!$# (#qä9qà)u‹ø9ur Zwöqs% #´‰ƒÏ‰y™ ÇÒÈ
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.[16]
Ø
Pada surat Al-Furqan
ayat 74, Allah
SWT memperingatkan bahwa
orang yang mendapatkan kemuliaan antara
lain adalah orang-orang yang berdo’a
dan memohon kepada
Allah SWT, agar
dikaruniai keluarga dan
anak keturunan yang menyenangkan
hati.
tûïÏ%©!$#ur šcqä9qà)tƒ $oY/u‘ ó=yd $oYs9 ô`ÏB $uZÅ_ºurø—r& $oYÏG»ƒÍh‘èŒur no§è% &úãüôãr& $oYù=yèô_$#ur šúüÉ)FßJù=Ï9 $·B$tBÎ) ÇÐÍÈ
Artinya : Dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.[17]
Adapun garis-garis
besar materi pendidikan
anak dalam Islam[18]
yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh
Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Tauhid
2. Pendidikan Shalat
3. Pendidikan adab sopan dan santun dalam
bermasyarakat
4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam
keluarga
5. Pendidikan kepribadian
6. Pendidikan kesehatan
7. Pendidikan akhlak.
Terdapat
Perbedaan ciri pokok pembinaan pendidikan Islam periode kota Makkah dan kota Madinah yaitu : Periode kota Makkah, Pokok pembinaan
pendidikan Islam di
kota Makkah adalah
pendidikan tauhid, titik beratnya
adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu
muslim, agar jiwa
mereka terpancar sinar
tauhid dan tercermin
dalam perbuatan dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari. Periode kota Madinah, Pokok pembinaan pendidikan Islam di
kota Madinah dapat dikatakan sebagai
pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan
tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan
sosial dan politik agar dijiwai oleh
ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
2. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Mengindentifikasikan kurikulum
pendidikan pada zaman
Rasulullah SAW terasa sulit,
sebab Rasul mengajar
pada sekolah kehidupan yang luas
tanpa di batasi
dinding kelas. Rasulullah SAW memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan
rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di
tempat-tempat lainnya. Sistem
pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada
yang mempunyai otoritas
untuk menentukan materi-materi
pendidikan Islam.Dapat dibedakan
menjadi dua periode:
a.
Mekkah
·
Materi yang diajarkan hanya
berkisar pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93
surat dan petunjuk-petunjuknya yang
dikenal dengan sebutan
sunnah dan hadits.
·
Materi yang
diajarkan menerangkan tentang
kajian keagamaan yang
menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlak.
b.
Madinah
·
upaya pendidikan
yang dilakukan Nabi
pertama-tama membangun lembaga
masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan Islam.
·
Materi pendidikan Islam
yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan
pengetahuan kemasyarakatan.
3.
Kebijakan Rasulullah Dalam Bidang
Pendidikan
Untuk melaksanakan
fungsi utamanya sebagai
pendidik, Rasulullah telah melakukan serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai
dengan situasi dan kondisi. Proses
pendidikan pada zaman Rasulullah berada di Makkah belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal yang
demikian belum di mungkinkan, kaena pada
saat itu Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin atau kepala Negara,
bahkan beliau dan
para pengikutnya berada
dalam baying-bayang ancaman
pembunuhan dan kaum
kafir quraisy. Selama
di Makkah pendidikan
berlangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi. Diantaranya
yang terkenal adalah
rumah Al- Arqam.
Langkah yang bijak
dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal Islam ini adalah
melarang para pengikutnya untuk menampakkan
keIslamannya dalam berbagai
hal. Tidak menemui
mereka kecuali dengan cra
sembunyi-sembunyi dalam mendidik mereka.
Setelah masyarakat Islam terbentuk
di Madinah barulah, barulah pendidikan
Islam dapat berjalan dengan leluasa dan terbuka secara umum.dan
kebijakan yang telah dilakukan Nabi
Muhammmad[19] ketika di Madinah adalah:
a.
Membangun masjid
di Madinah. Masjid
inilah yang selanjutnya
digunakan sebagai pusat kegiatan
pendidikan dan dakwah.
b.
Mempersatukan
berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan.
Langkah ini dituangkan
dalam dokumen yang
ebih popular disebut piagam Madinah. Dengan adanya piagam
tersebut terwujudlah keadaan masyarakat
yang tenang, harmonis dan damai.
4.
Metode yang dikembangkan Nabi Muhammad SAW
Metode yang dikembangkan oleh
Nabi Muhammad SAW adalah:
a.
Dalam
bidang keimanan: melalui Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di
dukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah.
b.
Materi
ibadah : disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah
didikuti masyarakat
c.
Bidang
akhlak: Nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam
kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan
maupun perbuatan.[20]
Abdullah yang
besar sekali jasanya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada muridnya, yaitu :
a. Abdullah bin Umar di Madinah
b. Abdullah bin Mas’ud di Kufah
c. Abdullah bin Abbas di Makkah
d. Abdullah bin Amr bin al-Ash di Mesir.
Sahabat-sahabat
itu tidak menghafal semua perkataan Nabi dan tidak melihat semua perbuatannya.
Dia hanya menghafal
setengahnya. Maka oleh
karena itu, kadang-kadang hadits yang diajarkan oleh ulama di Madinah belum
tentu sama dengan hadits yang diajarkan
ulama di Makkah. Oleh sebab itu, para pelajar harus belajar
di luar negerinya
untuk melanjutkan studi.
Misalnya, pelajar Mesir
melawat ke Madinah, pelajar Madinah melawat ke Kufah dan lain-lain.
Yang
dimaksud di sini adalah pengajaran ilmu Alquran dan sunnahnya. Pada awalnya
saat permulaan turunnya
Alquran Nabi mengajarkan
Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka
berkumpul membaca Alquran
dan memahami kandungan setiap ayat yang diturunkan Allah
dengan jalan bertadarus.
Pengajaran
Alquran tersebut berlangsung terus sampai Nabi Muhammad SAW bersama
pada sahabatnya hijrah
ke Madinah. Sejalan dengan itu,
berpindahlah pusat pengajaran
Alquran ke Madinah.
Penghafalan dan penulisan
Alquran berjalan terus
sampai masa akhir
turunnya. Dengan demikian
Alquran menjadi bagian
dari kehidupan mereka.
Selanjutnya untuk memantapkan
Alquran dalam hafalannya, Nabi Muhammad saw sering
mengadakan ulangan terhadap hafalan-hafalan mereka.[21]
BAB III
KESIMPULAN
A. Pendidikan
pada masa Rasulullah SAW meliputi :
a)
Pola Pendidikan
b)
Lembaga dan Sistem Pendidikan
c)
Materi dan Kurikulum Pendidikan
d)
Metode Pengajaran
e)
Evaluasi Pendidikan
B. Pola Pendidikan Rasulullah SAW dilaksanakan pada
2 fase :
a)
Pendidikan pada fase Mekah
b)
Pendidikan pade fase Madinah
C. Lembaga dan Sistem Pendidikan pada masa Rasulullah
SAW :
a)
Darul Arqam/rumah Arqam : Sebagai
sarana / tempat melaksanakan pendidikan.
b)
Kuttab : Sebagai sistem juga
sebagai sarana lain yang dalam pelaksanaannya bertempat di rumah-rumah gurunya.
c)
Masjid : Sebagai sarana / tempat pelaksanaan
pendidikan.
d)
Sistem Pendidikan yang diterapkan
adalah :
1)
Baca tulis Al-Qur’an sebagai
dasar / pemula pembelajaran.
2)
Menghafal dan pengembangan
Qira’ah sebagai lanjutan dari dasar pembelajaran.
3)
Halaqah : Suatu pengembangan
sistem pendidikan yang menyentuh pada perkembangan diskusi, emosional,
spiritual, dan intelektual.
D. Materi dan
Kurikulum Pendidikan pada masa Rosulullah SAW :
a.
Materi Pendidikan pada masa Rasulullah
meliputu ;
Ø Pendidikan Keimanan
Ø Pendidikan Ibadah
Ø Pendidikan Akhlak
Ø Pendidikan Kesehatan (jasmani)
Ø Pendidikan Kemadyarakatan (sosial)
b.
Kurikulum Pendidikan yang
digunakan oleh Rosulullah adalah Al-Qur’an
E. Metode
Pengajaran Rosulullah SAW :
a.
Metode Ceramah
b.
Metode Dialog
c.
Metode Diskusi
d.
Metode metode Demonstrasi
e.
Metode Eksprimen, Sosio Drama,
bermain peran
F. Evaluasi Pendidikan
pada masa Rosulullah SAW :
a.
Praktek membaca
b.
Menghafal
c.
Tanya jawab
d.
Menguji dan menilai Kemampuan dan
penguasan terhadap suatu materi Pelaksanaan Ibadah, Hukum, Etika, dan Sosial
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Depag
.RI. Jakarta, 1998
Arief, Armai, Dr, MA, Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam Klasik.
Bandung: Penerbit Angkasa, 2005
Sunanto
Musyrifah, Sejarah Islam Klasik
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Jakarta: Prenada Media, 2003
Suwito,
Prof, Dr, MA, Fauzan, MA, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2005
Zuhairini,
Dra, Moh. Kasiram, Drs. M.Sc, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, IAIN
di Jakarta 1986
Yunus, Mahmud, Prof, Dr, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992
Yunus,
Mahmud, Prof, Dr, Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta:PT.Raja Grafindo, Persada,2008
Majid, Abdul Mun’im. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung:
Pustaka Setia, 2002
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Bandung:
Pustaka Al Husna, 1990
Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia,2008)
Yunus,
Mahmud, Prof, Dr, Sejarah Pendidikan Islam,
Jakarta:PT.Raja Grafindo, Persada,2008
Nata, Abuddin, Prof,
Dr, MA, Pendidikan
Islam Perspektif Hadits. Ciputat: UIN Jakarta
Press, 2005
http://www.data.tp.ac.id/dokumen/pengertian+sejarah,25 Maret 2013.
[1] Musyrifah Sunanto,
Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu
Pengetahuan (Jakarta: Prenada Media, 2003) hal.13
[2] Prof.Dr.Suwito,MA dan Fauzan, MA, Sejarah Sosial Pendidikan
Islam (Jakarta: Kencana, 2005) hal. 258
1992), hal.15
Press 2005), hal 24
[20] Dr.Armai Arief, MA, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam Klasik. (Bandung: Penerbit Angkasa,2005), hal. 135-136